pemandangan pagi dari basecamp
Pemandian air panas yang mengandung
belerang dan berkhasiat mengobati segala macam penyakit kulit. Mungkin itulah
yang terngiang di setiap benak orang yang pernah ke Cangar. Sebuah tempat
wisata yang berada dalam kawasan Tahura R. Soerjo. Berbeda lagi di mata para
biodivers dan pengamat burung, Tahura R. Soerjo seakan menjadi surga bagi
mereka. Betapa tidak, burung-burung yang ada disini jarang yang malu, jumlahnya
berlimpah dan mudah ditemui bahkan di pinggir jalan raya.
Tahun 2012, kenangan yang
mengesankan ketika melihat betapa burung
di Tahura R. Soerjo begitu beragam dan berani, mengesankan bahwa disinilah
tempat berlatih yang tepat untuk menjadi birdwatcher yang handal. Hal yang
berbeda terjadi ditahun berikutnya, berendam semalaman di kolam air panas hanya
bertiga yaitu dengan Ulum dan Mbak Ayu, serasa memiliki private hot spring. Sabtu 27 April 2013, dimana menemani dan
mendampingi proses pendidikan konservasi angkatan 32 MPA Jonggring Salaka
adalah tugas. Materi yang harus diaplikasikan pagi itu adalah birdwatching di
kawasan Cangar, dengan tim dibagi menjadi tiga, berpencar kemanapun asal masih
berada dalam kawasan. Bayangan banyaknya burung yang muncul menjadi angan-angan
yang membumbung tinggi sampai tersadar bahwa hanya burung-burung kecil yang
terlihat dan tak tampak jelas burung apa itu sebenarnya karena masih terlalu
pagi, yang dapat tertangkap jelas ciri-cirinya hanyalah si kecil hijau cikrak
daun.
merangsek ke dalam hutan
Bosan dengan burung-burung yang tak
jelas karena kurang cahaya dan ukuran yang minimalis, jogging track menjadi jujukan selanjutya, berharap bertemu jenis
lain yang istimewa. Naik turun, basah embun tak jua menemukan hasil berarti,
hanya sekelompok kutilang dan sepah gunung yang sempat teridentifikasi. Pukul 9
pagi sebenarnya jadwal untuk pengamatan burung sudah selesai, namun terlalu
jauh jarak yang ditempuh membuat tim yang saya gawangi terlambat 15 menit dari
jadwal.
segarnya lumut di pepohonan
pakis tiang yang tumbuh subur
awesome natural backlight
Sharing di basecamp tentang pengamatan membuat saya jadi iri pada tim lain
yang sempat bertemu pelatuk dan banyak burung lain yang sulit terindentifikasi
karena keterbatasan pengalaman dan skill gambar yang kurang jelas proporsi dan
kunci identifikasinya. Semua itu merupakan proses belajar, juga untuk
pendamping seperti saya.
Pada sesi selanjutnya adalah pengaplikasian
materi Anveg (analisis vegetasi). Pengaplikasian kali ini tidak terlalu jauh
dari basecamp mungkin hanya berjarak
50m. saya tidak tau persis apa yang mereka hitung sampai berjumlah puluhan ribu
dalam petak yang haya berukuran 10m², yang terpenting adalah saya
menemukan seyum dan tawa ketika mereka melakukan kegiatan ini. Tanda bahwa
mereka enjoy dalam kegiatan ini memang perlu sedikit dikontrol agar tidak
berlebihan dan memakan banyak waktu kegiatan.
Ada yang menarik ketika mereka
membantu saya mengabadikan beberapa jenis serangga unik di dalam petak yang
mereka batasi dengan tali rafia itu. Sambil mereka menghitung jenis vegetasi,
mereka juga mencari serangga unik yang kemudian ditunjukkan kepada saya untuk
difoto. Hasilnya bisa anda lihat dibawah ini, dan saya ucapkan terimakasih
untuk para pembaca karena telah menyempatkan sedikit waktu anada untuk membaca
artikel dalam blog ini. TERIMAKASIH……
bagus artikelnya, jadi pingin kesana di suatu pagi, hehe :D
BalasHapus