Senin, 13 Mei 2013

Cangar Tak Hanya Burung



pemandangan pagi dari basecamp

Pemandian air panas yang mengandung belerang dan berkhasiat mengobati segala macam penyakit kulit. Mungkin itulah yang terngiang di setiap benak orang yang pernah ke Cangar. Sebuah tempat wisata yang berada dalam kawasan Tahura R. Soerjo. Berbeda lagi di mata para biodivers dan pengamat burung, Tahura R. Soerjo seakan menjadi surga bagi mereka. Betapa tidak, burung-burung yang ada disini jarang yang malu, jumlahnya berlimpah dan mudah ditemui bahkan di pinggir jalan raya.

Tahun 2012, kenangan yang mengesankan ketika melihat  betapa burung di Tahura R. Soerjo begitu beragam dan berani, mengesankan bahwa disinilah tempat berlatih yang tepat untuk menjadi birdwatcher yang handal. Hal yang berbeda terjadi ditahun berikutnya, berendam semalaman di kolam air panas hanya bertiga yaitu dengan Ulum dan Mbak Ayu, serasa memiliki private hot spring. Sabtu 27 April 2013, dimana menemani dan mendampingi proses pendidikan konservasi angkatan 32 MPA Jonggring Salaka adalah tugas. Materi yang harus diaplikasikan pagi itu adalah birdwatching di kawasan Cangar, dengan tim dibagi menjadi tiga, berpencar kemanapun asal masih berada dalam kawasan. Bayangan banyaknya burung yang muncul menjadi angan-angan yang membumbung tinggi sampai tersadar bahwa hanya burung-burung kecil yang terlihat dan tak tampak jelas burung apa itu sebenarnya karena masih terlalu pagi, yang dapat tertangkap jelas ciri-cirinya hanyalah si kecil hijau cikrak daun.

merangsek ke dalam hutan

Bosan dengan burung-burung yang tak jelas karena kurang cahaya dan ukuran yang minimalis, jogging track menjadi jujukan selanjutya, berharap bertemu jenis lain yang istimewa. Naik turun, basah embun tak jua menemukan hasil berarti, hanya sekelompok kutilang dan sepah gunung yang sempat teridentifikasi. Pukul 9 pagi sebenarnya jadwal untuk pengamatan burung sudah selesai, namun terlalu jauh jarak yang ditempuh membuat tim yang saya gawangi terlambat 15 menit dari jadwal.

 segarnya lumut di pepohonan

 pakis tiang yang tumbuh subur

 awesome natural backlight

Sharing di basecamp tentang pengamatan membuat saya jadi iri pada tim lain yang sempat bertemu pelatuk dan banyak burung lain yang sulit terindentifikasi karena keterbatasan pengalaman dan skill gambar yang kurang jelas proporsi dan kunci identifikasinya. Semua itu merupakan proses belajar, juga untuk pendamping seperti saya.

Pada sesi selanjutnya adalah pengaplikasian materi Anveg (analisis vegetasi). Pengaplikasian kali ini tidak terlalu jauh dari basecamp mungkin hanya berjarak 50m. saya tidak tau persis apa yang mereka hitung sampai berjumlah puluhan ribu dalam petak yang haya berukuran 10m², yang terpenting adalah saya menemukan seyum dan tawa ketika mereka melakukan kegiatan ini. Tanda bahwa mereka enjoy dalam kegiatan ini memang perlu sedikit dikontrol agar tidak berlebihan dan memakan banyak waktu kegiatan.

pengaplikasian analisis vegetasi

ini nich para pesertanya

Ada yang menarik ketika mereka membantu saya mengabadikan beberapa jenis serangga unik di dalam petak yang mereka batasi dengan tali rafia itu. Sambil mereka menghitung jenis vegetasi, mereka juga mencari serangga unik yang kemudian ditunjukkan kepada saya untuk difoto. Hasilnya bisa anda lihat dibawah ini, dan saya ucapkan terimakasih untuk para pembaca karena telah menyempatkan sedikit waktu anada untuk membaca artikel dalam blog ini. TERIMAKASIH……


 

    


    
             
                            


 

    




1 komentar: